TOPNEWSP.COM, BONE – Nasib nahas dialami Muh Risal (21) warga Kampung Bacu Bacue, Dusun Sanaelong, Kecamatan Lamuru, Kabupaten Bone, Sulsel.
Dia hilang terseret derasnya arus Sungai Walanae yang berada di perbatasan Kabupaten Soppeng-Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu, (12/4/2025).
Diketahui korban adalah seorang petani jagung, dan menjelang maghrib hendak mengambil alat tanamnya yang tertinggal dengan melewati Sungai Walanae.
“Namun karena tidak kuat menahan derasnya arus, maka korban terseret dan diperkirakan tenggelam di sekitar Sungai Welane,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar kepada wartawan, Senin (14/4/2025).
ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar kepada wartawan, Senin (14/4/2025).
Tragisnya, peristiwa itu disaksikan oleh istri korban namun tidak berdaya karena derasnya air sungai. “Kejadian ini disaksikan sendiri oleh istri korban,” kata Muhammad Arif.
Hingga hari kedua nasib petani malang itu belum juga diketahui, tim SAR gabungan pun telah terjun ke lokasi mencari korban.
“Korban baru dilaporkan oleh Kepala Desa Padaelo kepada pihak Com Center Basarnas Makassar pada Minggu,(13/4/2025),” ujar dia.
Saat ini, tim penolong dari Pos SAR Bone sementara melaksanakan pencarian hari kedua terhadap korban tersebut setelah sebelumnya berkoordinasi dengan pihak keluarga dan pemerintah setempat.
Arif menambahkan bahwa untuk menuju ke Kabupaten Soppeng-Bone, tim penolong Pos SAR Bone harus menempuh waktu sekitar 3 jam dengan jarak 136 km berangkat dari Pos SAR Bone.
“Dengan lima orang personel dari Pos SAR Bone dan bersama tim SAR gabungan lainnya,” katanya.
Arif menyebutkan, di hari kedua pencarian tim SAR dibagi menjadi dua, dengan masing-masing tim menyusuri sisi kiri dan sisi kanan Sungai Walanae menggunakan perahu karet.
“Kami berharap juga semoga proses pencarian hari ini tidak menemukan hambatan yang besar dalam pelaksanaannya,” ungkapnya.
Arif juga tetap memperingatkan kepada personel yang melakukan operasi SAR di wilayah sungai dengan arus deras ini untuk tetap selalu saling menjaga dan memperhatikan keselamatan di antara personel yang bertugas.
“Arus sungai tidak dapat diprediksi, kita tidak tahu kapan ia deras dan kapan ia tenang, maka dari itu kepada seluruh personel yang bertugas, tolong untuk selalu memperhatikan safety saat melaksanakan operasi SAR,” tandasnya. (*)
Tinggalkan Balasan