TOPNEWSP.COM, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara mengenai polemik ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang belakangan masih ramai diperbincangkan publik.
Sebelumnya, isu ini mencuat terkait dugaan keaslian ijazah milik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi.
Luhut menyebut, tindakan untuk membahas keabsahan ijazah bukanlah hal yang relevan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa. Menurutnya, yang lebih penting adalah kontribusi nyata bagi negara.
Baca juga: Presiden Prabowo Punya Harta Rp2 T dan Wakilnya Gibran Miliki Rp27,5 M, Ini Daftar dan Rinciannya
“Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini,” ujar Luhut saat berpidato dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.
Luhut menilai, fokus warga RI seharusnya diarahkan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti pembangunan sekolah-sekolah unggulan yang bisa melahirkan generasi kompetitif.
Perihal itu, Luhut menyebut dirinya tidak mengetahui di mana ijazah miliknya disimpan. Menurutnya, hal itu tidak penting jika dibandingkan dengan kontribusi nyata untuk kemajuan bangsa.
“Apa sih ijazah itu? Saya pun enggak tahu ijazah saya di mana saya taruh, dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini,” terangnya.
Ketua DEN itu kemudian mengingatkan publik untuk kembali menggunakan akal sehat dan tidak menambah kegaduhan, apalagi di tengah berbagai upaya pemerintah mendorong pembangunan.
Di sisi lain, lanjut Luhut, perbedaan pendapat boleh saja, namun jangan sampai berujung saling serang.
Hingga kini, polemik ini pun terus menjadi sorotan sebagian publik. Oleh sebab itu, Luhut berharap isu tersebut segera diredam dan fokus publik beralih ke hal-hal produktif bagi kemajuan warga RI.
“Kau tanya pada dirimu, apa yang sudah kau berikan pada negara ini? Apakah kau memberikan keributan atau pikiran-pikiran untuk membuat Indonesia lebih bagus?” tukasnya. (*)
Tinggalkan Balasan