TOPNEWSP.COM, MAKASSAR – Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memulai upaya penguatan kapasitas bagi para pengawas pemilu menjelang Pemilu dan Pilkada 2029.
Melalui Pendidikan Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Sulsel melatih alumni Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) untuk menjadi komunikator ulung yang mampu menyampaikan pesan kepemiluan secara akurat dan efektif.
Kegiatan yang berlangsung di Dalton Hotel pada Rabu (10/9/2025) ini bertujuan membentuk “garda terdepan” yang siap menangkal ancaman terbesar demokrasi: hoaks dan disinformasi.
Acara tersebut mengangkat tema“Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 yang Bermartabat” ini menjadi langkah strategis Bawaslu Sulsel dalam mempersiapkan sumber daya manusia.
Baca juga: DPRD Sorot Pemprov Sulsel, Begini Jawaban Gubernur yang Disampaikan Fatmawati Rusdi di Paripurna
Anggota Bawaslu Sulsel, Alamsyah menegaskan bahwa keberhasilan pengawasan partisipatif tidak hanya bergantung pada pemahaman aturan, tetapi juga pada kemampuan komunikasi.
“Saya berharap setelah kegiatan ini bapak/ibu benar-benar bisa menyampaikan informasi dengan baik dan tepat sasaran,” ujar Alamsyah.
Dia menekankan bahwa seorang komunikator yang baik adalah kunci utama untuk memastikan pesan pengawasan sampai ke masyarakat luas.
Pendidikan ini dirancang untuk membekali para peserta agar tidak hanya memahami tugas pengawasan, tetapi juga mampu mengartikulasikannya secara jelas dan meyakinkan. “Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan pemilu yang jujur, adil, dan bermartabat,” bebernya.
Baca juga: Politeknik BPOM Segera Hadir di Sulsel, Begini Skema Pembiayaan dan Estimasi Anggarannya
Selain fokus pada komunikasi, kegiatan ini secara tegas menyoroti bahaya hoaks yang menjadi momok dalam setiap penyelenggaraan pemilu.
Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, Alamsyah menyebut hoaks sebagai ancaman serius yang dapat merusak kualitas demokrasi.
“Tanpa kita sadari, pada pilkada dan pemilu kemarin terlalu banyak hoaks yang beredar di media sosial. Karena itu, penting bagi bapak/ibu peserta untuk dapat menyampaikan informasi yang benar dan tepat,” tegasnya.
Pendidikan Pengawasan Partisipatif ini menjadi benteng pertahanan Bawaslu dalam menghadapi perang informasi di media sosial.
Para alumni SKPP dilatih untuk menjadi agen literasi yang tidak hanya mengenali hoaks, tetapi juga secara proaktif menyebarkan informasi yang sahih dan terpercaya, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif disinformasi terhadap pilihan politik masyarakat.
Baca juga: Gubernur Andi Sudirman Diganjar Baznas Awards 2025 Berkat Dukungan Pengelolaan Zakat
Bawaslu Sulsel secara nyata memberdayakan para alumni untuk tidak hanya menjadi subjek pengawasan, tetapi juga aktor utama yang berperan aktif.
Dengan mengundang para alumni SKPP dan fasilitator kabupaten/kota, Bawaslu menunjukkan komitmennya untuk membangun jaringan pengawas partisipatif yang kuat dari akar rumput.
“Mereka diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan Bawaslu di tengah masyarakat, mengawasi setiap tahapan pemilu, sekaligus mengedukasi warga sekitar tentang pentingnya pemilu yang bersih,” tukasnya.
Bawaslu Sulsel berharap dapat menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa pengawasan pemilu adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas lembaga penyelenggara. (*)



Tinggalkan Balasan